 |
| Awas, Jangan Bilang Pluto Planet Lagi! Inilah Penjelasan Singkatnya |
dulu di sekolah bahwa ada 9 planet di Tata Surya. Namun, status Pluto sebagai planet terkecil telah hilang sejak tahun 2006
Pada tahun 2006, IAU membuat keputusan drastis dengan mengubah status Pluto dari planet menjadi planet kerdil.
Dilema yang dihadapi oleh astronom IAU adalah memilih menganggap ratusan objek baru sebagai planet atau menyingkirkan Pluto dari deretan planet di Tata Surya.
Keputusan akhirnya jatuh pada pencabutan status Pluto sebagai planet.
Menurut para ilmuwan,
Pluto tidak memenuhi syarat untuk diklasifikasikan sebagai planet. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mengeluarkan Pluto dari jajaran planet.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan ini termasuk ukuran dan orbitnya yang unik.
Sebagai hasilnya, banyak ilmuwan setuju untuk memilih opsi kedua yaitu menghapus Pluto dari jajaran planet.
IAU (International Astronomical Union) secara resmi membuat definisi pertama untuk kata "planet". Namun, setelah definisi tersebut diterbitkan,
ternyata Pluto tidak memenuhi kriteria yang ditentukan oleh IAU. Sehingga,
Pluto kemudian diklasifikasikan sebagai objek trans-Neptunus, bukan sebagai planet. Ini menyebabkan perdebatan yang panjang dan masih berlanjut hingga saat ini tentang status Pluto sebagai planet atau bukan.
Untuk mempertahankan status sebagai planet bersama Bumi, Saturnus, dan planet lainnya, tiga tahap harus dilalui oleh planet tersebut.
Pertama, planet harus berorbit mengelilingi Matahari. Kedua, planet harus memiliki bentuk bulat yang rapat. Terakhir, orbit planet harus bebas dari objek-objek lain yang dapat mengganggu.
Ini adalah tahap penting untuk memastikan bahwa planet memenuhi kriteria sebagai planet yang valid dan diterima dalam sistem tata surya kita.
Pluto memiliki kemampuan unik dalam mengelilingi matahari setiap 248 tahun Bumi, membuatnya lulus dalam ujian pertama.
Namun, jika dilihat dari standar lain, Pluto mungkin tidak dapat memenuhi syarat dan menjadi bagian dari sistem tata surya.
Pluto juga memiliki kemungkinan untuk lulus pada tes kedua. Namun, harus diingat bahwa asteroid yang lebih kecil yang mengorbit matahari dapat memiliki bentuk yang sangat tidak biasa. Sebagai contoh, Itokawa memiliki bentuk yang mirip dengan kentang yang menggumpal
Gaya gravitasi menarik bagian melebar ke tengah saat massa benda langit membesar, menciptakan bentuk bulat.
Besaran Pluto yang cukup besar memaksa bentuknya menjadi bulat, karena gaya gravitasinya mempengaruhi bentuk benda langit. Dengan demikian,
Pluto memiliki bentuk bulat yang unik, yang ditentukan oleh gaya gravitasinya yang kuat.
Tantangan terbesar bagi Pluto dalam memenuhi standar ke-3 adalah faktor utama yang menjadi perhatian bagi banyak astronom saat mendengar kata "planet".
Standar ketiga ini sangat penting bagi Pluto karena memainkan peran yang signifikan dalam definisi sebuah planet.
Astronom menganggap ini sebagai hal yang paling esensial dalam mempertimbangkan apakah sebuah benda di angkasa bisa dianggap sebagai planet atau tidak.
Orbit dari delapan planet lain di Tata Surya terbebas dari objek lain,
tetapi Pluto memiliki kondisi yang berbeda. Saat dilihat secara keseluruhan, posisi Pluto terletak di tengah-tengah antara asteroid dan planet dalam Tata Surya.
Penelitian yang lebih intens terhadap Pluto sekarang membuka pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan sekitarnya.
Para astronom mengetahui bahwa tidak ada objek yang mengancam Pluto. Sebaliknya,
Pluto lebih cocok menjadi bagian dari Sabuk Kuiper, sebuah area yang dipenuhi dengan triliunan komet dan bola es yang berotasi di sekitar Neptunus.
Ketahui lebih dalam mengenai planet kerdil melalui objek yang memiliki bentuk bulat dan memenuhi syarat sebagai planet kerdil.
Dikatakan bahwa setidaknya 200 objek memenuhi kriteria ini. Sama seperti asteroid lainnya, objek ini bergerak dengan cara yang sama.
Mike Brown, astronom dari Institut Teknologi California, menyebut bahwa Pluto akan selalu menjadi bagian dari kawanan asteroid tersebut.***
