IdnInfo - Bitcoin dan mayoritas altcoins mengalami kenaikan yang signifikan dari awal tahun hingga Februari. Investor Aset Kripto semakin optimis "crypto winter" yang terjadi pada 2022 perlahan mulai memudar. Terkait hal ini, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan potensi pasar aset kripto pada Maret 2023 ini cenderung sideways dengan mempertimbangkan sentimen yang beragam.
Sentimen pasar kripto saat ini cenderung positif. Pemerintah Tiongkok baru-baru ini meluncurkan National Blockchain Research Centre di Beijing dan Bank Sentral Tiongkok telah menyuntikkan likuiditas sebesar USD 92 miliar atau setara Rp 1.408 triliun untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi guna meningkatkan permintaan terhadap aset berisiko. Di Hong Kong, peraturan perdagangan aset kripto juga telah diringankan, dan terdapat tren positif lainnya seperti meningkatnya minat dan penerapan teknologi Artificial Intelligence (AI) serta tren Bitcoin Ordinal yang meramaikan pasar NFT.
Namun, investor aset kripto harus tetap berhati-hati dan memperhatikan sentimen negatif yang dapat membatasi pergerakan harga aset kripto, seperti data ekonomi Amerika Serikat dan rencana The Fed yang berpotensi kembali menaikkan suku bunga pada Maret.
Secara teknikal, Bitcoin berpotensi akan kembali menguji level resistance di kisaran USD 25.000 atau setara Rp 382,7 juta (asumsi kurs Rp 15.311 per dolar AS). "Untuk mempertahankan momentum bullish, BTC harus mampu bertahan di atas level support yang berada di kisaran USD 21.000 (Rp 321,5 juta). Namun, investor diharapkan tetap harus mengikuti perkembangan pasar, mengingat aset kripto adalah salah satu instrumen investasi dengan volatilitas tinggi," kata Panji dalam keterangan tertulis pada Jumat, 3 Maret 2023.
Mari kita telaah lebih lanjut sentimen positif dan negatif pasar kripto di Maret 2023.
Sentimen Positif Kripto
Pada awal Maret 2023, Pemerintah Tiongkok meluncurkan National Blockchain Research Centre di Beijing, yang diikuti oleh Bank Sentral Tiongkok yang menyuntikkan likuiditas sebesar USD 92 miliar atau setara dengan Rp 1.408 triliun untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi. Keputusan ini menjadi angin segar bagi industri aset kripto karena meningkatkan permintaan terhadap aset berisiko.
Selain itu, Hong Kong juga telah merelaksasi peraturan perdagangan aset kripto, sehingga semakin banyak investor yang tertarik untuk memasuki pasar kripto. Hal ini juga didukung oleh perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan tren Bitcoin Ordinal yang meramaikan pasar NFT.
Investor aset kripto juga dapat mencermati beberapa perkembangan ekosistem seperti peningkatan jaringan aset kripto seperti Ethereum. Shanghai Upgrade Ethereum yang akan datang memungkinkan investor untuk menarik Ethereum yang telah mereka staking untuk pertama kalinya. Hal ini dapat memberikan peluang yang menjanjikan bagi investor aset kripto yang ingin memperoleh keuntungan dari pertumbuhan pasar kripto.
Sentimen Negatif Kripto
Meskipun ada beberapa perkembangan positif yang terjadi di pasar kripto, investor juga perlu mencermati sentimen negatif yang membatasi pergerakan harga aset kripto. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sentimen negatif antara lain data ekonomi Amerika Serikat dan rencana The Fed yang berpotensi untuk kembali menaikkan suku bunga pada Maret. Kenaikan suku bunga dapat mempengaruhi permintaan terhadap aset berisiko seperti aset kripto. Oleh karena itu, investor harus memperhatikan perkembangan ekonomi global dan kebijakan The Fed agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.
Selain itu, masalah keamanan dan regulasi juga dapat mempengaruhi sentimen negatif terhadap aset kripto. Kasus-kasus kejahatan dunia maya yang terjadi pada beberapa bursa kripto pada tahun-tahun sebelumnya dapat menimbulkan kekhawatiran bagi investor. Oleh karena itu, investor harus selalu mengikuti perkembangan keamanan dan regulasi di pasar kripto untuk meminimalkan risiko investasi.
